cursor

Blue Snowflake

Minggu, 27 April 2014

Sejarah Pang Suma ,Panglima Perang melaiu

Wah udah lama nga ngeposting ni gan, pada postingan kali ini admin akam membagikan tentang Sejarah Pangsuma, Bagi masyarakat Kota Pontianak Nama PANGSUMA sudah tidak asing lagi karena merupakan nama gelanggang olahraga paling populer di kota ini, yakni GOR Pangsuma. Tidak hanya itu, di berbagai ibukota kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat juga mengabadikan nama "Pangsuma" sebagai nama jalan di dalam kota, serta menjadi nama Bandar Udara di Kota Putussibau Kabupaten Kapuas Hulu. Lalu siapa sebenarnya Pangsuma ini ? mengapa namanya begitu populer di Kalimantan Barat. Cerita Perjuangan rakyat Kalimantan Barat dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Negara ini belum banyak di angkat dalam bentuk tulisan maupun sangat jarang terdengar melalui cerita dari mulut ke mulut, sehingga menyebabkan tidak banyak orang yang tahu tentang sosok Pangsuma ini, yang merupakan tokoh pejuang lokal di Kalimantan Barat. Setelah beberapa saat mencari tahu tentang asal-usul serta cerita mengenai siapa tokoh Pangsuma ini saya mendapatkan beberapa sumber, salah satunya adalah sumber tulisan dari sebuah Group di Facebook yakni KAMEx ( Komunitas Fesbux'ers MELIAU) dan mendapati sebuah topik diskusi yang ditulis oleh Nak Niknuk yang berjudul Kisah PANGSUMA, serta berbagai sumber lainnya . Tokoh Pangsuma, sebenarnya hingga kini tak ada yang dapat memastikan di mana dan kapan ia lahir. "Namun menurut penuturan cucu pengawal Pangsuma, Sera, atau lebih dikenal dengan Pang Ronda, menuturkan bahwa Pangsuma berasal dari dusun di Kecamatan Toba bernama Nek Bindang. Pangsuma merupakan nama panggilan, dalam Bahasa Meliau merupakan penggabungan dua suku kata yakni Pang berarti bapak dan Suma adalah nama anaknya." (Sumber : https://www.facebook.com/topic.php?uid=125109351793&topic=9019).
Makam Pangsuma yang terletak di Kota Meliau
 Cerita dibawah ini sepenuhnya menurut sumber adalah penuturan dari "Pang Ronda" dari cerita mulut ke mulut orang tua dan kakeknya Konon Pangsuma berjuang dalam membebaskan negerinya dari penjajah hanya dengan berbekal keberanian dan sebilah Sabur (sejenis mandau/parang panjang), Pangsuma berhasil membunuh pimpinan Jepang di tiga lokasi yakni Sekucing Balai Bekuak (sekarang terletak di perbatasan Kabupaten Ketapang dan Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau), kedua di Desa Kunyil Kecamatan Meliau dan ketiga di pusat Kota Meliau sendiri yang merupakan basisnya Jepang. Oleh karena keberhasilannya tersebut Pangsuma merupakan sosok yang oleh Jepang dianggap membahayakan kedudukannya, untuk itu Jepang membayar teman seperguruan Pangsuma untuk membunuh Pangsuma. Pangsuma ditembak bersama adiknya, namun sang adik dapat menyelamatkan diri, tetapi perjuangan Pangsuma berakhir dengan meninggalnya beliau di bawah jembatan, yang saat ini berlokasi disebelah dermaga Meliau dan tidak jauh dari tempat itulah Pangsuma dimakamkan. Kini berdiri sebuah tugu yang diberi nama Tugu Pangsuma. Menurut Sumber lain ( http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Nusantara_(1942-1945) ) Pangsuma melakukan perlawanan terhadap Jepang dengan bergerilya untuk mengganggu aktivitas Jepang di Kalimantan. Sampai meletuslah sebuah peperangan yang disebut Perang Majang Desa ( April-Agustus 1944) di daerah Tayan-Meliau-Batang Tarang (Kabupaten Sanggau). Perang meletus karena disebabkan karena adanya pemukulan Jepang terhadap salah satu tenaga kerja Dayak di antara sekitar 130 pekerja oleh pengawas Jepang, pada sebuah perusahaan kayu Jepang, perang ini menyebabkan korban sekitar 600 pejuang kemerdekaan dibunuh oleh Jepang, termasuk salah satunya Pangsuma. Kisah perjuangan rakyat lokal Kalimantan Barat yang semestinya diketahui oleh para generasi yang telah menikmati kemerdekaan di masa sekarang justru sering terlupakan. Semoga bangsa ini tetap menghargai jasa para pahlawannya, yang telah mengorbankan nyawanya untuk merebut serta mempertahankan kemerdekaan negeri ini.
Sekian untuk postingan kali ini.
jangan lupa follow ya :D

Minggu, 02 Maret 2014

ARTI LOGO LAMBANG SMA NEGRI 1 MELIAU

Oke pada kali ini MPB(Meliau Punya Blog) ingin memposting tentang arti LOGO/LAMBANG SMA Negri 1 Meliau


1.    SECARA KESELURUHAN BERUPA GAMBAR BUNGA YANG HAMPIR MEKAR MENUNJUKKAN BAHWA SISWA/SISWI SMAN 1 MELIAU SEDANG DIPERSIAPKAN UNTUK MASA DEPAN.

2.    EMPAT MAHKOTA BUNGA BERWARNA KUNING MELAMBANGKAN 4 PILAR PENDIDIKAN YAKNI LEARNING TO KNOW, LEARNING TO BE, LEARNING TO DO DAN LEARNING TO LIVE TOGETHER.

3.    API BERWARNA MERAH MELAMBANGKAN PENERANGAN ( ILMU PENGETAHUAN MERUPAKAN ALAT PENERANGAN UNTUK MENGGAPAI MASA DEPAN ) DAN SEMANGAT YANG TERUS BERKOBAR.

4.    KELOPAK BUNGA BERWARNA HIJAU MELAMBANGKAN WADAH ATAU TEMPAT YANG BERARTI SEKOLAH MERUPAKAN TEMPAT UNTUK MENUNTUT ILMU PENGETAHUAN.

5.    TANGKAI PENA BERWARNA HIJAU MELAMBANGKAN TONGKAT YANG BERARTI ILMU PENGETAHUAN DAPAT MENUNTUN KITA UNTUK MERAIH MASA DEPAN.

6.    PENA BERWARNA KUNING EMAS MELAMBANGKAN BAHWA ILMU PENGETAHUAN HARUS DITULISKAN/DIAMALKAN.

7.    BUKU BERWARNA PUTIH MELAMBANGKEN MEDIA UNTUK MENULISKAN ILMU PENGETAHUAN.

8.    LATAR BELAKANG BERWARNA BIRU MELAMBANGKAN LINGKUNGAN ( BUMI ) SEBAGAI SUMBER BELAJAR.

Pencipta; Pak ade (mantan kepala sekolah sman 1 meliu)

kunjungi facebook saya  di sini


Jumat, 31 Januari 2014

SEJARAH KERAJAN MELIAU

Raja pertama kerajaan Meliau adalah Pangeran Mancar, putra ketiga Brawijaya dari kerajaan Majapahit. Bersama dengan saudara-saudaranya, Pangeran Mancar meninggalkan kerajaan Tanjungpura yang sering terlibat peperangan menuju daerah pedalaman Kalimantan.
Di daerah Meliau, keturunan Jawa ini kemudian melindungi wilayahnya dengan jimat berupa gumpalan tanah dari tungku dapur menanak nasi raja Tanjungpura agar aman dari serangan suku Dayak. Tanah tersebut diambil oleh Rangga Macan yang menghadap raja Tanjungpura memohon perlindungan. Hingga kini tanah tersebut tersimpan di daerah Meranggau.
Pada 1866, Pangeran Adipati Mangku Negara, panembahan kerajaan Meliau mengundurkan diri. Atas bantuan Belanda, putra mahkota yang pergi merantau tanpa diketahui keberadaannya, diketemukan di Minahasa, Sulawesi Utara. Beliau telah memeluk agama Kristen dan menjadi pedagang. Atas bujukan Belanda, putra mahkota kembali ke Meliau pada 1869 dan dinobatkan sebagai raja dengan gelar Ratu Anum Paku Negara. Ratu Anum Paku Negara kemudian kembali ke agama Islam serta mendirikan keraton dan pendopo dari kayu dengan arsitektur yang indah di zamannya.
Ratu Anum Paku Negara wafat pada 1885. Putra tunggalnya, Abdul Salam pada waktu itu menjabat sebagai jaksa di Betawi. Abdul Salam kemudian diangkat menggantikan ayahnya dengan gelar Pangeran Ratu Muda Paku Negara. Pada 2 Agustus 1889, karena kurang puas dengan penghasilannya Pangeran Ratu Muda Paku Negara meninggalkan tahta kerajaan dan kembali ke Betawi. Tahun 1897, ia wafat tanpa meninggalkan keturunan.
Dengan beslit nomor 23 tanggal 15 Januari 1890, Gusti Mohamad Ali dari kerajaan tayan kemudian menggabungkan kerajaan Meliau ke kerajaannya yang berlaku efektif pada 26 Februari 1890. Pada masa pemerintahan panembahan kerajaan Tayan berikutnya, Panembahan Anum Paku Negara, kerajaan Meliau dijadikan Gouvernement Gebied di bawah kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda.